Rabu, 28 Oktober 2015

Orang Jangkung Lebih Berisiko Terkena Kanker

Lubang Warak - Semakin tinggi badan seseorang, semakin besar risiko terkena kanker. Demikian salah satu studi yang dipaparkan dalam Annual European Society for Paediatric Endocrinology Meeting ke-54 di Barcelona, Spanyol.
Para ilmuwan dari Karolinska Institutet dan University of Stockholm, Swedia meneliti 5,5 juta orang Swedia, pria dan wanita yang lahir antara 1958 dan 2011, atau
berumur 20 tahun atau lebih pada 2011.

Seperti dilansir Telegraph, Dr. Emelie Benyi, dari Karolinska Institutet yang memimpin studi ini meyakini bahwa penelitian mereka merupakan yang pertama kali meneliti hubungan antara tinggi badan dengan risiko terkena kanker pada pria dan wanita dalam skala yang luas. Meski demikian, hubungan antara tinggi badan dan perkembangan kanker telah ditemukan pada penelitian lainnya.
Semua partisipan penelitian ini lahir antara 1938 dan 1991 dan saat dewasa tinggi badan mereka antara 100-225 cm.
Informasi tinggi badan orang-orang dewasa itu dikumpulkan dari Swedish Medical Birth, Swedish Conscription, dam Swedish Passport Registers. Data penyakit kanker diambil dari Swedish Cancer Register.
Tim peneliti menemukan fakta bahwa setiap penambahan tinggi badan sebesar 10 cm, risiko kanker meningkat 18 persen pada wanita dan 11% persen pada pria.
Selain itu wanita jangkung mempunyai risiko 20% lebih besar terkena kanker payudara, sementara itu risiko terjangkit melanoma naik sampai 30 persen per 10 cm tinggi badan pada pria dan wanita.
Studi sebelumnya seperti dicatat WSJ telah menunjukkan hubungan yang sama antara tinggi badan dan kanker. Yaitu, semakin tinggi seseorang semakin besar risiko berbagai jenis kanker yang dihadapi, termasuk kanker payudara dan melanoma.
Di masa yang lalu para peneliti meyakini bahwa mekanisme umum misalnya pada awal kehidupan mungkin memainkan peranan.
Satu kemungkinan adalah faktor lingkungan yang memengaruhi tinggi badan, termasuk diet dan infeksi penyakit masa kecil, yang mungkin memegang peranan.
Hal lainnya yang mungkin adalah tingkat hormon, terutama yang berhubungan dengan tinggi badan, misalnya insulin. Tingkat hormon ini dipercaya memengaruhi tinggi badan.
Kemungkinan lebih lanjut adalah bahwa orang yang lebih tinggi mempunyai lebih banyak sel, termasuk sel induk, menyebabkan mereka menghadapi kemungkinan adanya mutasi sel yang lebih besar.
Hal ini menyebabkan tinggi badan berhubungan dengan risiko kanker karena meningkatnya jumlah sel yang berganti, dipicu oleh faktor pertumbuhan, atau lewat jumlah sel yang meningkat.
BBC menyimpulkan orang yang lebih tinggi memiliki jumlah sel yang lebih banyak. Sel yang banyak ini membutuhkan asupan makanan yang lebih banyak pula. Jumlah sel dan kebutuhan asupan makanan yang melebihi orang dengan tinggi rata-rata inilah yang meningkatkan risiko kanker.
Kepada The Guardian Dr. Benyi mengatakan,"Harus ditekankan bahwa hasil penelitian kami menunjukkan terjadinya kanker pada suatu tingkat populasi. Karena kanker merupakan penyakit yang disebabkan banyak hal, sulit untuk meramalkan bagaimana dampak penelitian kami tentang risiko kanker ini pada tingkat individu."
Prof Dorothy Bennett, Kepala Pusat Penelitian Sel dan Molekul St George, University of London kepada Discovery menyatakan, "Kanker muncul karena mutasi dari sebuah sel normal. Orang yang lebih besar, memiliki lebih banyak sel. Sehingga, risiko kanker kulit, contohnya, akan lebih besar pada permukaan kulit yang lebih luas."
Namun, Manajer Informasi Kesehatan Cancer Research UK, Sarah Williams kepada Metro menegaskan, studi ini tidak memasukkan faktor-faktor internal dan eksternal lain penyebab kanker, seperti frekuensi merokok dan asupan makanan, sehingga orang bertinggi badan di atas rata-rata tidak perlu cemas.
Dia menambahkan, "Berapapun tinggi badan kita, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker - tidak merokok, mengurangi minum alkohol, makan makanan sehat, aktif, rajin berolahraga dan menjaga berat badan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar